Saturday, November 22, 2008

Tugas bahasa

Ical jl.arjuna 2 no1-3 pamulang barat ,tangerang ,
company banten no.telp:021-74707456,
fax:021-7269274

Kepada yg terhormat kepala sekolah smp 13 jakarta

No.surat :13/3/IC/IV/2008
Hal :bazaar buku
Lamp :2 lembar

Dengan surat ini kami menyatakan untuk bekerja sama megadakan bazaar buku
Dalam rangka hari pendidikan nasional kami ingin mengadakan bazaar buku baik buku agama,pelajaran, majalah anak,komik,buku cerita,novel,dll sejumlah 37 judul buku (397 buku)
Semoga anda berkenan melakukan kerja sama dengan kami

Tembusan:
Ical company tanda tangan
Faisal
Faisal putra ramadhani Kepala ical company







Sang Pemimpi
Pengarang: Andrea Hirata


SINOPSIS:
SANG PEMIMPI bercerita tentang sekelompok remaja yang hidup di sebuah desa kecil di pelosok Pulau Belitung.
Ada tiga tokoh utama yang menjadi pusat cerita. Tokoh yang pertama ialah Ikal, sang narator yang tampaknya juga merupakan personifikasi sang pengarang. Tokoh yang kedua ialah Arai, saudara sepupu jauh Ikal, anak yang sebatang kara. Tokoh yang ketiga ialah Jimbron, juga anak sebatang kara yang selalu bermimpi tentang kuda. Mereka mempunyai mimpi untuk sekolah ke Prancis, keliling Eropa dan Afrika.
Novel ini menceritakan juga tentang capo yaitu preman pasar ikan bernama LAM NYET PHO yang sering dipanggil Nyonya Pho.
Ada juga cerita mengenai wakil kepala SMA mereka yang frustasi berat bernama MUSTAR M. DJAI’DIN, B.A. Sebenarnya beliau adalah orang penting. Karena tanpa beliau, Ikal dan kawan-kawannya harus menempuh jarak 120 km. Setelah itu dia mendirikan SMA negeri di kampung tempat ia tinggal. Dia frustasi karena NEM anaknya hanya kurang 0,25 dari 42,00. Pak Mustar-lah yang ‘memaksa’ murid-muridnya untuk menggapai langit mimpi.
Juga cerita mengenai biola milik Nurmi, sepupu Ikal, karena ibunya tak mampu mengganti beras yang diberikan oleh ibu Ikal, dia hampir memberikan biola kesayangan milik Nurmi itu.
Ada dokter A Put, sang dokter gigi yang mampu menyembuhkan gigi tanpa disentuh bahkan sang pasien tidak membuka mulutnya.
Ikal dan kawan-kawannya merantau ke kampung Magai karena di kampung orang tuanya tak ada SMA. Mereka bekerja part time sebagai office boy di kompleks kantor pemerintah. Tetapi karena tidak bisa, mereka akhirnya menjadi kuli ngambat. Jika pengambilan rapor tiba, ayah Ikal akan mengambil cuti dua hari dan mengeluarkan sepeda rally robinson made in England-nya.
Tokoh favorit Ikal dan kawan-kawan adalah Rhoma Irama. Penduduk disana suka sekali menonton film Jakarta seperti beranak dalam kubur. Saat itu film yang diputar di bioskop adalah film yang mengumbar aurat sehingga anak SMA tidak boleh masuk. Untuk itu mereka menyamar menjadi orang berkerudung dan mereka ketahuan oleh Pak Mustar. Mereka di hukum membersihkan toilet lama dan Arai disuruh membersihkan kotoran kelelawar di langit-langit sekolah. Bukan hanya itu, mereka disuruh menampilkan film yang kemarin mereka tonton. Saat Ikal dan Jimbron disuruh membersihkan WC, Jimbron malah asik bercerita tentang kuda. Lalu dikabarkan bahwa ada 7 kuda yang dibawa ke kampung ini. Jimbron langsung gagap, ia pun bolos sekolah lalu dia menemui Minar. Karena khawatir pada Jimbron merekapun berbicara tentang Jimbron, tapi Minar malah menggosip tentang calon bupati. Malamnya, setelah subuh ada yang mengetuk jendela, ternyata yang mengetuk adalah Arai. Dia membawa kuda putih bernama Pangeran Mustika Raja Brana.
Akhirnya mereka memutuskan untuk merantau, tetapi yang merantau hanya Arai dan Ikal karena Jimbron merasa kurang pintar. Dia memutuskan untuk tinggal di kampung Magai untuk bekerja sebagai penjaga peternak kuda. Ayah Ikal menasehati agar mereka pergi ke Jakarta Selatan yang tingkat kejahatannya sedikit. Ikal kuliah di UI Depok dan Arai di Bogor. Ikal bertemu mahasiswa FISIP yang bernama Nurmala, gadis yang disukai Arai. Jimbron akhirnya datang ke Jakarta bersama anaknya yang gendut putih yang baru berusia dua tahun. Dan pada akhirnya Arai dan Ikal bisa masuk Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.


TOKOH UTAMA:
Ikal, sang narator yang tampaknya juga merupakan personifikasi sang pengarang. Sifatnya baik, ia sering membantu temannya, kalau marah ia akan diam saja, dia sangat cerdas, ia mendapat posisi ketiga ketika pembagian rapor.
Arai, seperti orang kebanyakan suaranya seperti penyanyi mengambil nada falseto, saudara sepupu jauh Ikal. Neneknya adalah adik dari kakek Ikal. Ibunya meninggal saat melahirkan adiknya, dan ayahnya meninggal ketika ia kelas tiga, akhirnya dipungut keluarga Ikal. Sifatnya baik dan taat perintah agama, sering membaca Al-qur’an setiap habis maghrib. Selain itu, dia juga suka dengan Nurmala, kadang-kadang membuat masalah.
Jimbron, orang yang tambun dan invalid, tapi baik dan polos. Dia sangat suka dengan kuda. Dia tahu berbagai macam jenis kuda dan keunggulannya. Jimbron juga anak sebatang kara.

TOKOH PEMBANTU:
Lam Nyet Pho, dia adalah capo, preman pasar ikan. Dia adalah orang yang jahat, bengis, tega, dan sok kuasa.
Mustar M. Djaidin, B.A, dia tokoh antagonis yang merupakan orang penting. Karena tanpa dia, Ikal dan kawan-kawannya harus menempuh jarak 120 km.
Pak Balia, beliau adalah guru yang baik dan selalu mendorong murid-muridnya untuk bermimpi setinggi langit.
Nurmi, orang baik yang sangat sayang pada biolanya. Biola itu hampir diberikan ke ibu Ikal karena ibunya tidak mampu membayar hutang beras pada ibu Ikal, tapi ibu Ikal menolaknya.
Dr. A Put, dokter gigi yang baik ini memiliki kemampuan khusus, dengan palu, paku dan sebatang balok ia bisa menyembuhkan pasien tanpa menyentuh gigi sang pasien. Ia selalu membantu orang yang sakit gigi kapanpun.
Ayah Ikal, memiliki sifat yang baik, ia selalu senang dimanapun. Ia menggunakan sepedanya untuk mengambil rapor Ikal dan Arai.
Nurmala, ia memiliki sifat yang baik, ia selalu menanyakan kabar seseorang ketika bertemu. Ia kuliah di FISIP UI Depok.
Laksmi, ia memiliki sifat yang baik, suka menolong tapi ia belum pernah tersenyum.
Minar, ia memiliki sifat yang baik, suka menolong dan selalu ingin membantu, tapi ia memiliki sifat kecanduan sensasi.

TOKOH KESUKAAN:
Arai, yang akan saya lakukan jika menjadi Arai adalah tidak terlalu banyak membuat masalah dan tidak menuruti Ikal ketika mau menonton film di bioskop.

PESAN DAN KESAN:
Arai dan Ikal, akan menuntun pembaca dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan diri sendiri.
Membaca Sang Pemimpi adalah membaca berbagai fragmen kehidupan manusia. Kadang resah, kadang sedih, kadang ’gila’, juga bahagia. Kita dihadapkan pada berbagai persoalan kehidupan. Namun akhirnya, sekeras apapun hidup, kita tidak boleh berhenti berkelana untuk menemukan kepingan mozaik kehidupan kita. Karena kita tak akan pernah bisa mendahului nasib.
Obsesi (mimpi) itu memang diperlukan agar dapat selalu memberikan dan memacu semangat kita. Terus berjuang untuk menggapai mimpi.








Temanku Penjual Kue

Teng...teng...teng...teng...Suara bel sekolah berbunyi nyaring sekali mirip bel tinju ganti ronde. Aku siap-siap pulang. Ah...senangnya sudah pulang seperti ini. Semua siswa-siswa SD Menanggal berhamburan keluar kelas dengan kompaknya, mirip kuda-kuda balap yang melaju kencang saat pintu kandang dibuka, hehehehe.
Sebelum pulang aku ke kantin dulu. "Bu Minah, kemarin aku melihat ada anak perempuan seusiaku jualan kue disini. Apa Bu Minah tahu siapa anak itu?"
tanyaku sesampainya di kantin."Eh non Alma. Anak perempuan kemarin itu ya. Itu anak saya yang paling kecil. Hari ini sedang jualan di rumah. Eh non Alma belum kenal ya, maklum baru 3 hari dia disini, sebelumnya ikut neneknya di desa." jawab Bu Minah panjang sekali."Anak ibu? Kok ibu tidak pernah cerita kalau punya anak perempuan?" tanya Alma heran."Ya sejak kecil sudah ikut neneknya. Kalau non Alma mau kenalan ke rumah ibu saja sekarang. Pasti ada tuh.""Baiklah Bu Minah. Saya ke rumah ibu ya?" Alma beranjak dari kursi dan siap-siap jalan ke rumah Bu Minah.Rumah Bu Minah dekat dengan sekolah. Masuk gang dan sampailah sudah..."Hai, ada kue apa saja?" sapa Alma pada anak perempuan itu."Aduh, kaget aku. Macam-macam lah, ada lemper, ada bikang, ada pukis, ada gorengan. Mau yang mana?" jawab anak perempuan di kantin Bu Minah ya?" tanya Alma tanpa menjawab mau beli kue apa, gitu lho."Bu Minah itu ibuku. Sejak ayah dan ibuku tidak bisa lagi kirim uang untuk sekolahku, aku kembali kesini dan membantu jualan kue. Aku tidak melanjutkan sekolah lagi, biar mas aku saja. Karena dia kan kakak laki-laki. Eh, kok aku jadi nangis sih.", kata anak perempuan itu sedih dan tak terasa meneteskan air mata."Kasihan sekali kamu. Namamu siapa dan seharusnya kamu kelas berapa?" Alma tiba-tiba merasa iba."Aku Nina, seharusnya kelas 3. Tapi aku tidak bisa sekolah lagi. Dan seharusnya aku masih ingin sekolah lagi." Nina tiba-tiba terisak."Nina kamu jangan sedih, aku mau kok jadi temanmu. Aku Alma, kelas 3 juga. Ehm....aku beli lempernya ya." Alma mengambil lemper dan memeluk Nina yang masih terisak."Nina aku ikut sedih jika kamu tidak sekolah lagi. Dan aku ingin membantu kamu sebisaku ya. Ehm...... begini saja bagaimana kalau mulai besok kamu main ke rumahku ya. Kita belajar bersama-sama gitu. Aku jadi guru, kamu jadi murid. Jadi walau kamu tidak sekolah tapi bisa tetap belajar kan!" usul Alma sambil makan lemper dan menatap Nina dengan mantap."Tapi Alma, apa aku tidak merepotkan kamu nih?""Ya tidak lah. Aku justru senang punya teman di rumah. Aku selalu sendirian sehabis sekolah. Kamu mau kan jadi temanku." Alma tersenyum manis sekali. Ya itulah aku, yang hanya bisa membantu anak yang hidupnya tidak seberuntung aku dengan kemampuanku sendiri. Kemampuan anak kecil yang masih SD. Tapi aku percaya orang tuaku pasti mengijinkan keputusanku ini. Yang penting Nina senang dan Bu Minah, pengelola kantin sekolah yang ibunya Nina, juga pasti akan merasa bangga sekali. Aku dan Nina berpelukan.
"Terima kasih Alma. Kamu baik sekali padaku."The End





PENGUMUMAN

Telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang
Anak/Cucu/Keponakan/Sepupu/Saudara/Teman kami:

RIZKI AHMADI
Usia 11 tahun

Pada hari Minggu, 17 Agustus 2008 jam 10.00 WIB di Rumah Sakit Medika Ananda.

Jenazah dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Senin, 18-08-2008 pukul 10.00.

Semoga amal ibadahnya diterima disisi ALLAH SWT,
dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.AMIN








Pengalaman masa kecilku


Papaku, mendapat tugas belajar ke Jepang, tepatnya di kota NARA. Untuk itulah maka kami sekeluarga diboyong oleh Papa ke Jepang. Sebenarnya aku dilahirkan di Jakarta. Tetapi karena Mama harus mendampingi Papa, maka aku juga dibawa serta karena aku masih menyusu dengan Mama.
Jadilah hari-hari kami di kota NARA tanpa sanak saudara. Yah... menurut cerita Mama sih, aku dan Mama sehari-hari hanya berdua, karena Papa selalu sibuk dengan kuliah dan penelitiannya. Setiap hari pulangnya malam.
Yang selalu aku ingat adalah kesenanganku bermain di taman. Setiap hari, aku diajak oleh Mama bermain di taman. Di Jepang, banyak sekali disediakan taman-taman untuk anak-anak bermain, lengkap dengan fasilitas mainannya. Ada ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan lain-lain, dan disediakan pula bak untuk bermain pasir. Apalagi kalau sedang musim semi.....ditambah dengan warna-warni bunga yang bermekaran. Disana juga selokannya bersih-bersih. Banyak sekali ikan-ikan yang berenang di selokan yang agak besar dan airnya mengalir. Terutama ikan-ikan koi............bagus sekali, besar-besar dan berwarna-warni. Hmmmm.....kalau sudah begini kami lupa bahwa kami ada di negeri orang, jauh dari sanak keluarga.
Dari kegemaranku bermain di taman inilah akhirnya aku dan Mama mendapatkan teman, orang Jepang semua. Tempat tinggalku adalah kota kecil, jadi tidak banyak pendatang dari negara lain.Temanku ada yang laki-laki, ada juga yang perempuan. Sedangkan Mama, temannya ibu-ibu semua, ada juga nenek-neneknya. Kata Mama sih, nenek-nenek itu suka sekali kalau melihat aku, katanya lucu. Ah masak sih...aku lucu waktu kecil? Waktu itu aku sering diajak oleh Mama ke supermarket untuk berbelanja. Disitulah Mama banyak bertemu dengan nenek-nenek, yang bahasa Jepangnya Oba-san atau bertemu saat kami dalam perjalanan ke supermarket.
Seiring dengan berjalannya waktu, kami akhirnya juga mulai mengikuti acara perayaan-perayaan yang biasa dilakukan di Jepang, dan kami juga mulai mengenal budaya Jepang. Perayaan yang aku suka adalah Festival Kembang Api, yang bahasa Jepangnya hanabi. Kembang api yang dinyalakan bagus-bagus, dan macam-macam bentuk dan jenisnya. Festival ini biasanya dilakukan pada saat musim panas dan pada waktu malam hari.
Satu lagi yang khas dari kota tempat tinggalku, NARA KOEN. Itu adalah nama sebuah taman yang sangat luas, dengan rerumputan yang hijau dan banyak sekali terdapat rusa-rusa yang jinak. Dimana-mana terdapat rusa, ada yang sedang tiduran, bermain, berjalan dalam kelompok, atau bahkan sedang diberi makan oleh pengunjung. Rusa-rusa tersebut bebas berkeliaran di taman, tidak didalam kandang. Aku suka sekali memberi makan rusa dan mengelus bulunya. Disana banyak yang menjual makanan khusus untuk rusa, renyah seperti crackers. Banyak juga pedagang-pedagang yang menjual beraneka macam souvenir khas Nara dan Jepang.
Saat musim dingin tiba, aku, Mama dan Papa bermain-main diluar saat turun salju. Memang agak norak kata Mama. Tapi yah aku sih ikut-ikut saja waktu itu. Maklum di Indonesia tidak pernah turun salju. Jepang adalah salah satu negara di Asia yang mengalami 4 musim (musim dingin, semi, panas dan gugur). Kalau musim dingin, waktu siangnya lebih pendek dari waktu malam. Kata Mama, Mama dan Papa sempat mengalami saat bulan puasa di musim dingin. Enak...puasanya cuma sebentar, tidak selama seperti di Indonesia.
Akhirnya masa 3 tahun berhasil kami lewati, Papa sudah berhasil menyelesaikan studinya. Berarti kami harus bersiap-siap untuk kembali ke Tanah Air, bertemu kembali dengan sanak keluarga dan handai taulan. Tetapi aku juga sedih karena aku harus berpisah dengan teman-temanku bermain di taman. Kapan ya aku bisa bertemu lagi dengan teman-temanku tersebut?

No comments: